Kegiatan Petani Dalam Menghadapi Musim Tanam

  • Oct 11, 2020
  • Sitirejo-Tambakromo
  • PRODUK DESA, LINGKUNGAN

KEGIATAN YANG DILAKUKAN PETANI

"Geliat petani padi, baik padi sawah maupun padi ladang mulai bersemangat kembali. Tetes-tetes air yang menjadi harapan, mulai membasahi tanah kering pertanda musim hujan datang menggantikan musim kemarau".

"Ya..!! bulan Oktober sudah tiba, bulan yang dikalangan masyarakat dikenal sebagai  awal bulan musim penghujan, yang bagi sebagian masyarakat tani di Indonesia adalah waktu yang tepat untuk mulai mengolah tanah, dicangkul ataupun dibajak dengan traktor.”

"Khususnya bagi para petani di Desa Sitirejo Kecamatan Tambakromo ini, pada saat sperti ini mereka memulai  kegiatan dengan menanam padi dengan cara ditanam melalui diulur, itu karena sebabkan daerah ini adalah daerah TADAH HUJAN".

"Bukan itu saja, apabila musim tanam/musim penghujan tiba bagi masyarakat yang pekerjaannya sebagai pedagang jajanan juga ikut bergembira karena bisa menambah penampatannya karena banyak petani yang mampir walaupun sekedar minum kopi"

Itulah sekelumit cerita yang biasa terjadi di Desa Sitirejo Kecamatan Tambakromo Kabupaten Pati 2-3 dasawarsa yang lalu. Dimana, masyarakat tani sudah terbiasa dengan perubahan musim sehingga mereka bisa memperkirakan bulan kering dan bulan basah yang menjadi rutinitas tahunan mereka. Tetapi hal tersebut tidak lagi bisa menjadi dasar untuk menentukan musim kemarau atau musim hujan untuk sekarang ini.

Tidak jarang kita dengarkan, baik dimedia elektronik ataupun media cetak dampak perubahan iklim yang ekstrim seperti saat ini. Masih segar diingatan kita 1-2 bulan yang lalu, hampir semua stasiun televisi memuat pemberitaan tentang bulan kemarau basah, yang artinya banyaknya terjadi hujan di bulan-bulan yang termasuk ke dalam  musim kemarau.

Ketika dulu masyarakat di Indonesia memprediksikan bulan April sampai dengan September adalah musim kemarau, dan bulan Oktober hingga Maret adalah musim hujan, maka untuk saat ini hal tersebut sudah kurang relevan untuk dijadikan dasar dalam menentukan musim hujan ataupun musim kemarau.

 "Geliat petani padi, baik padi sawah maupun padi ladang mulai bersemangat kembali. Tetes-tetes air yang menjadi harapan, mulai membasahi tanah kering pertanda musim hujan datang menggantikan musim kemarau".[/caption]

PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PETANI SAWAH SAAT INI

"Produktivitas tanaman padi, baik padi ladang atau padi sawah yang masih tergolong rendah disebabkan oleh banyak faktor antara lain kekeringan, banjir,dosis pemupukan yang kurang tepat dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Permasalahan  ini merupakan ancaman atau faktor yang mejadi penghalang upaya peningkatan produksi tanaman padi".

"Geliat petani padi, baik padi sawah maupun padi ladang mulai bersemangat kembali. Tetes-tetes air yang menjadi harapan, mulai membasahi tanah kering pertanda musim hujan datang menggantikan musim kemarau".

  1. Kekeringan, Fenomena alam yang terjadi akibat berkurangnya curah hujan secara signifikan yang menyebabkan ketidakseimbangan hidrologi dan kelangkaan air dan berdampak terhadap sumberdaya lahan dan sistem produksi pertanian.

  2. Banjir, Merupakan limpasan air yang melebihi tinggi muka air normal yang umumnya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi (di atas normal) yang menyebabkan terendamnya daratan dalam jangka waktu tertentu.

  3. Konsep Pemupukan Berimbang, Penambahan pupuk ke dalam tanah dengan jumlah dan jenis hara yang sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan kebutuhan hara oleh tanaman untuk meningkatkan produksi dan kualitas hasil komoditas pertanian.

  4. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), Organisme yang menempel atau berada pada suatu habitat yang menyebabkan organisme inang/utama dalam hal ini tanaman menjadi terganggu.